Kementerian Kesehatan RI, “Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan” mengumumkan satu kasus baru H5N1 yang telah
dikonfirmasi oleh Pusat Biomedis danTeknologi Dasar Kesehatan,
Balitbangkes.
Kasus atas nama NP (perempuan, 29 tahun), warga Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, merupakan orang tua dari kedua kasus flu burung terdahulu yang dilaporkan (NRA, perempuan, 5 tahun dan IWA, laki-laki 10 tahun 5 bulan). Gejala demam mulai pada tanggal 10 Oktober 2011. Pada tanggal 15 Oktober 2011, karena merasa lemas, batuk, dan sesak kemudian berobat ke IGD RSUD setempat. Pada saat persiapan rujukan ke RS Rujukan Flu Burung, kasus melarikan diri dan ditemukan di rumah dukun keesokan harinya. Karena kondisi kasus semakin lemah dan lemas disertai demam dan batuk, akhirnya pada tanggal 17 Oktober 2011 kasus meninggal dunia di rumah. Telah dilakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah penderita dan lingkungan sekitar oleh Tim Terpadu Kemenkes dan Dinas Kesehatan setempat, didapat beberapa kemungkinan faktor risiko antara lain kasus memilikki unggas dan tinggal di lingkungan di mana terdapat banyak warga yang memelihara unggas. Selain itu adanya kematian unggas miliknya dan tetangga kasus dalam jumlah cukup banyak.
Kasus atas nama NP (perempuan, 29 tahun), warga Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, merupakan orang tua dari kedua kasus flu burung terdahulu yang dilaporkan (NRA, perempuan, 5 tahun dan IWA, laki-laki 10 tahun 5 bulan). Gejala demam mulai pada tanggal 10 Oktober 2011. Pada tanggal 15 Oktober 2011, karena merasa lemas, batuk, dan sesak kemudian berobat ke IGD RSUD setempat. Pada saat persiapan rujukan ke RS Rujukan Flu Burung, kasus melarikan diri dan ditemukan di rumah dukun keesokan harinya. Karena kondisi kasus semakin lemah dan lemas disertai demam dan batuk, akhirnya pada tanggal 17 Oktober 2011 kasus meninggal dunia di rumah. Telah dilakukan penyelidikan epidemiologi ke rumah penderita dan lingkungan sekitar oleh Tim Terpadu Kemenkes dan Dinas Kesehatan setempat, didapat beberapa kemungkinan faktor risiko antara lain kasus memilikki unggas dan tinggal di lingkungan di mana terdapat banyak warga yang memelihara unggas. Selain itu adanya kematian unggas miliknya dan tetangga kasus dalam jumlah cukup banyak.