- bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani akan tercapai dengan merubah sistim pelayanan - peta wilayah kantor

Minggu, 15 November 2009

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)

Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga memnjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas. Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas

WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global ( The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year 2020 (. Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan missal dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 kabupaten percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap tahun. Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu; Wucheria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Vektor penular : Di Indonesia hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres yang dapat berperan sebagai vector penular penyakit kaki gajah.

Cara Penularan :
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
Gejala klinis Filariais Akut adalah berupa ; Demam berulang-ulang selama 3 ? 5 hari, Demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat ; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiap (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit ; radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis) ; filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah ; pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema). Gejal klinis yang kronis ; berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

Diagnosis
Filariasis dapat ditegakkan secara Klinis ; yaitu bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala akut ataupun kronis ; dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat, seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam sediaan darah tebal ditemukan mikrofilaria. Pencegahan ; adalah dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector) misalnya dengan menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk baker, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, atau dengan cara memberantas nyamuk ; dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk ; membersihkan semak-semak disekitar rumah.

Pengobatan :
secara massal dilakukan didaeah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun selama 5 ? 10 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti demam, diberikan Parasetamol ; dosis obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol 400 mg albenzol (1 tablet ) ; pengobatan missal dihentikan apabila Mf rate sudah mencapai < 1 % ; secara individual / selektif; dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan kasus.

Sumber berita

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis)

Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga memnjadi beban keluarga, masyarakat dan negara. Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas. Untuk memberantas penyakit ini sampai tuntas

WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global ( The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year 2020 (. Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan missal dengan DEC dan Albendazol setahun sekali selama 5 tahun dilokasi yang endemis dan perawatan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya. Indonesia akan melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada tahun 2002 di 5 kabupaten percontohan. Perluasan wilayah akan dilaksanakan setiap tahun. Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu; Wucheria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Vektor penular : Di Indonesia hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres yang dapat berperan sebagai vector penular penyakit kaki gajah.

Cara Penularan :
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ). Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir yang mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
Gejala klinis Filariais Akut adalah berupa ; Demam berulang-ulang selama 3 ? 5 hari, Demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat ; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiap (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit ; radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis) ; filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah ; pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema). Gejal klinis yang kronis ; berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

Diagnosis
Filariasis dapat ditegakkan secara Klinis ; yaitu bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala akut ataupun kronis ; dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat, seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam sediaan darah tebal ditemukan mikrofilaria. Pencegahan ; adalah dengan berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk vector ( mengurangi kontak dengan vector) misalnya dengan menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk baker, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, atau dengan cara memberantas nyamuk ; dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk ; membersihkan semak-semak disekitar rumah.

Pengobatan :
secara massal dilakukan didaeah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dikombinasikan dengan Albenzol sekali setahun selama 5 ? 10 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti demam, diberikan Parasetamol ; dosis obat untuk sekali minum adalah, DEC 6 mg/kg/berat badan, Albenzol 400 mg albenzol (1 tablet ) ; pengobatan missal dihentikan apabila Mf rate sudah mencapai < 1 % ; secara individual / selektif; dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan kasus.

Sumber berita

WHO Selidiki Kematian Penderita Kaki Gajah di Bandung

TEMPO Interaktif, BANDUNG - Kematian warga yang diduga meninggal setelah pengobatan kaki gajah di Kabupaten Bandung terus bertambah. Tercatat sementara, ada 8 orang dari sebelumnya 3 orang. "WHO dan Departemen Kesehatan yang menyelidiki kematian itu," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr. Suhardiman, Jumat (13/11).

Ditemui Tempo di kantor Dinas Kesehatan Jawa Barat seusai melapor, dia mengatakan Badan Kesehatan Dunia dan Departemen Kesehatan mencari data ke sejumlah rumah sakit yang merawat warga setelah pengobatan massal anti kaki gajah pada 10 November lalu. Kunjungan itu diantaranya ke RSUD Majalaya, tempat yang paling banyak merawat pasien karena efek samping obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan Albendazol. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tidak ikut menyelidiki karena rumah sakit, WHO, dan Depkes lebih berwenang. "Kan obatnya juga dari WHO, kalau kita hanya membagikan saja," ujarnya. Sumber berita


Delapan orang yang meninggal sesaat dan setelah masa pengobatan massal itu sejak Selasa hingga Kamis kemarin, ujar dia, adalah Danu (52) warga Desa Majakerta Kecamatan Majalaya, Toto (69) dan Nandang (47) warga Desa Banjaran Wetan Kecamatan Banjaran, Nonoh (40) penduduk Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi, Ahmad Juana (47) warga Kecamatan Bojongsoang, dan Lilis (52) warga Kecamatan Banjaran. Selain itu juga Omay Komarudin (64) warga Kampung Bojongsentul Kecamatan Banjaran, dan Apeng (40) warga Kampung Babakan Cebek Kecamatan Soreang.

Suhardiman mengatakan, dua orang meninggal sebelum meminum obat anti kaki gajah, diantaranya karena terjatuh dari pohon. Sedangkan enam orang lainnya dilaporkan sempat meminum obat itu. Dari hasil rontgen dan sampel darah pasien ketika sempat dirawat di RS Majalaya dan Soreang sebelum meninggal, mereka ternyata diketahui mengidap penyakit kronis seperti jantung dan darah tinggi. Gangguan itu selama ini hanya dirasakan dan ada juga yang tidak mengetahuinya sama sekali. "Ketahuannya baru di rumah sakit," ujarnya.

Tapi dia membantah kematian itu karena dipicu efek samping obat. Padahal sesuai anjuran, pengidap penyakit kronis itu dilarang meminumnya, begitu juga untuk anak dibawah usia 2 tahun, ibu hamil atau sedang menyusui, serta pasien diabetes. Penderita penyakit kronis, katanya, dibolehkan meminum obat asal kondisinya sedang baik. "Kasus itu bisa dibilang kejadian ikutan pasca minum obat (KIPMO)," katanya.

Sejauh ini, jumlah peminum obat anti kaki gajah itu baru mencapai 70 persen dari 2,7 juta warga sasaran di seluruh kecamatan. Sedangkan yang sudah dirawat di sejumlah rumah sakit sejak Selasa lalu sampai Jumat pukul 9 pagi tadi sudah mencapai 800 orang lebih. Keluhan warga paling banyak adalah mual, muntah, disertai pusing. Soal membludaknya pasien itu, kata dia, berarti sudah banyak warga yang selama ini mengidap cacing kaki gajah di tubuhnya dan kini mulai tersembuhkan.

Sedangkan Direktur Umum Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin dr Cissy RS. Kantaprawira mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk membantu penanganan kasus dampak pengobatan massal kaki gajah itu. Beranggotakan 5 dokter spesialis penyakit dalam, anak, farmakologi, dan forensik, tim mulai bekerja sejak Rabu lalu. Khusus penyelidikan sebab kematian, dokter forensik tidak melakukan otopsi karena jasad langsung dimakamkan keluarganya. "Paling kami hanya bisa melakukan otopsi herbal, mencari tahu obat apa saja yang dipakai dan riwayat kesehatannya," ujarnya saat dihubungi Tempo.

Pada 10 Nobember lalu, Bupati Bandung Obar Sobarna mencanangkan pengobatan massal untuk memberantas penyakit kaki gajah di wilayahnya. Saat ini tercatat ada 31 pengidap kaki gajah di 15 daerah endemis dari 31 kecamatan. Selang beberapa jam setelah pengobatan dengan cara pembagian 3 tablet Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan sebutir Albendazol itu oleh 12 ribu kader PKK dan Posyandunssrta tokoh masyarakat, puluhan warga yang mengeluhkan efek samping obat bergegas memeriksakan diri ke rumah sakit.

WHO Selidiki Kematian Penderita Kaki Gajah di Bandung

TEMPO Interaktif, BANDUNG - Kematian warga yang diduga meninggal setelah pengobatan kaki gajah di Kabupaten Bandung terus bertambah. Tercatat sementara, ada 8 orang dari sebelumnya 3 orang. "WHO dan Departemen Kesehatan yang menyelidiki kematian itu," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr. Suhardiman, Jumat (13/11).

Ditemui Tempo di kantor Dinas Kesehatan Jawa Barat seusai melapor, dia mengatakan Badan Kesehatan Dunia dan Departemen Kesehatan mencari data ke sejumlah rumah sakit yang merawat warga setelah pengobatan massal anti kaki gajah pada 10 November lalu. Kunjungan itu diantaranya ke RSUD Majalaya, tempat yang paling banyak merawat pasien karena efek samping obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan Albendazol. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tidak ikut menyelidiki karena rumah sakit, WHO, dan Depkes lebih berwenang. "Kan obatnya juga dari WHO, kalau kita hanya membagikan saja," ujarnya. Sumber berita


Delapan orang yang meninggal sesaat dan setelah masa pengobatan massal itu sejak Selasa hingga Kamis kemarin, ujar dia, adalah Danu (52) warga Desa Majakerta Kecamatan Majalaya, Toto (69) dan Nandang (47) warga Desa Banjaran Wetan Kecamatan Banjaran, Nonoh (40) penduduk Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi, Ahmad Juana (47) warga Kecamatan Bojongsoang, dan Lilis (52) warga Kecamatan Banjaran. Selain itu juga Omay Komarudin (64) warga Kampung Bojongsentul Kecamatan Banjaran, dan Apeng (40) warga Kampung Babakan Cebek Kecamatan Soreang.

Suhardiman mengatakan, dua orang meninggal sebelum meminum obat anti kaki gajah, diantaranya karena terjatuh dari pohon. Sedangkan enam orang lainnya dilaporkan sempat meminum obat itu. Dari hasil rontgen dan sampel darah pasien ketika sempat dirawat di RS Majalaya dan Soreang sebelum meninggal, mereka ternyata diketahui mengidap penyakit kronis seperti jantung dan darah tinggi. Gangguan itu selama ini hanya dirasakan dan ada juga yang tidak mengetahuinya sama sekali. "Ketahuannya baru di rumah sakit," ujarnya.

Tapi dia membantah kematian itu karena dipicu efek samping obat. Padahal sesuai anjuran, pengidap penyakit kronis itu dilarang meminumnya, begitu juga untuk anak dibawah usia 2 tahun, ibu hamil atau sedang menyusui, serta pasien diabetes. Penderita penyakit kronis, katanya, dibolehkan meminum obat asal kondisinya sedang baik. "Kasus itu bisa dibilang kejadian ikutan pasca minum obat (KIPMO)," katanya.

Sejauh ini, jumlah peminum obat anti kaki gajah itu baru mencapai 70 persen dari 2,7 juta warga sasaran di seluruh kecamatan. Sedangkan yang sudah dirawat di sejumlah rumah sakit sejak Selasa lalu sampai Jumat pukul 9 pagi tadi sudah mencapai 800 orang lebih. Keluhan warga paling banyak adalah mual, muntah, disertai pusing. Soal membludaknya pasien itu, kata dia, berarti sudah banyak warga yang selama ini mengidap cacing kaki gajah di tubuhnya dan kini mulai tersembuhkan.

Sedangkan Direktur Umum Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin dr Cissy RS. Kantaprawira mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk membantu penanganan kasus dampak pengobatan massal kaki gajah itu. Beranggotakan 5 dokter spesialis penyakit dalam, anak, farmakologi, dan forensik, tim mulai bekerja sejak Rabu lalu. Khusus penyelidikan sebab kematian, dokter forensik tidak melakukan otopsi karena jasad langsung dimakamkan keluarganya. "Paling kami hanya bisa melakukan otopsi herbal, mencari tahu obat apa saja yang dipakai dan riwayat kesehatannya," ujarnya saat dihubungi Tempo.

Pada 10 Nobember lalu, Bupati Bandung Obar Sobarna mencanangkan pengobatan massal untuk memberantas penyakit kaki gajah di wilayahnya. Saat ini tercatat ada 31 pengidap kaki gajah di 15 daerah endemis dari 31 kecamatan. Selang beberapa jam setelah pengobatan dengan cara pembagian 3 tablet Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan sebutir Albendazol itu oleh 12 ribu kader PKK dan Posyandunssrta tokoh masyarakat, puluhan warga yang mengeluhkan efek samping obat bergegas memeriksakan diri ke rumah sakit.

Peringatan HKN ke-45: Penghargaan Menkes kepada yang Berjasa di Bidang Pembangunan Kesehatan

Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, memberikan penghargaan kepada institusi dan Individu yang telah mendukung, berkontribusi nyata, dan berprestasi dalam pembangunan kesehatan. Penghargaan disampaikan dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-45 di gedung Departemen Kesehatan (12/11, 2009).

Pemberian penghargaan di bidang pembangunan kesehatan ini diberikan secara berkala setiap tahun pada peringatan HKN sebagai salah satu wujud apresiasi pimpinan Departemen Kesehatan kepada institusi dan perorangan yang telah memberikan sumbangan nyata dalam meningkatkan pembangunan kesehatan di Indonesia.

Menkes dalam sambutannya, mengatakan “Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, akan tetapi dipengaruhi juga dari hasil kerja serta kontribusi positif sektor lain di luar kesehatan. Dengan demikian dukungan dan peran serta masyarakat baik perorangan maupun instansi/lembaga sangat mempengaruhi keberhasilan pembangunan kesehatan.”

Menurut Menkes, momentum peringatan HKN ke-45 tahun 2009 ini kita harus diupayakan secara terus menerus untuk melakukan peningkatan dan perbaikan dalam meningkatkan lingkungan sehat seperti yang sudah ditargetkan dalam program 100 hari bidang kesehatan.

Salah satu indikator kinerja Departemen Kesehatan, yaitu pada Januari 2010 harus mencapai sarana air minum sebanyak 1379 lokasi, dan peningkatan sanitasi di 61 lokasi. Sedangkan indikator kinerja pada tahun 2014 bidang kesehatan lingkungan yaitu tercapainya program air bersih yang menjangkau 67 % penduduk dan peningkatan sanitasi dasar berkualitas untuk 75 % penduduk.

Dengan demikian, penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan karena lingkungan yang tidak sehat seperti diare, ISPA, TBC, malaria, frambusia, demam berdarah, flu burung diharapkan akan menurun, ujar Menkes.

Penghargaan yang diberikan berupa, Ksatria Bakti Husada, diberikan kepada individu yang dengan sukarela telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan pengetahuannya didalam mengembangkan program kesehatan. Darma baktinya telah dapat dirasakan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Penerima penghargaan Ksatria Bakti Husada tahun 2009 berjumlah 16 orang.

Tanda Penghargaan Manggala Karya Bakti Husada diberikan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, 31 Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota dengan perkembangan Posyandu Purnama dan Mandiri diatas 60% dan yang berhasil mengembangkan kegiatan inovatif dan berbasis masyarakat untuk meningkatkan Lingkungan Sehat.

Selain itu Menkes juga memberikan penghargaan Swasti Shaba kepada 35 pemerintah Kabupaten/Kota yang telah berhasil dalam memberdayakan masyarakat dan swasta mewujudkan penyelenggaraan Kabupaten/Kota Sehat. Tanda Penghargaan juga diberikan kepada Dosen Berprestasi pada Institusi pendidikan sebagai hasil penilaian dari Badan PPSDM dan Peneliti Teladan sebagai hasil penilaian Badan Litbangkes.

Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan jangkauan informasi kesehatan, Menkes memberikan penghargaan untuk kompetisi jurnalistik kepada Aries Kelana dari Majalah GATRA dengan judul tulisan “Jejak Kaki Gajah di Tangerang” sebagai juara I; wartawan Republika Ferry Kisihandi dengan judul tulisan “Flu Babi Dekati Pandemi” sebagai juara II; dan Heru Triono, wartawan Koran Tempo, dengan judul berita “Penyakit Menular yang Tidak Menular” sebagai juara III.

Penghargaan juga diberikan kepada pemenang Lomba Poster Obat Generik untuk pelajar, yaitu Agustan, Faisal Samsyudin dan Faisal UA sebagai juara I – III. Sedangkan harapan I s/d III jatuh pada Annastasia Melisse Putri, Sabrina Yula Amelia dan Wardana Saputra.

Menciptakan Sumberdaya Kesehatan yang bermutu tinggi dan profesional membutuhkan motivasi, dedikasi dan loyalitas Widyaiswara. Untuk itulah Menkes memberikan penghargaan kepada Widyaiswara berprestasi nasional yaitu Dr. Suparman, M.Si, M.Kes dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto sebagai juara I; H. Alam Pamilihan Harahap, SKM dari Balai Pelatihan Kesehatan Nasional Lemahabang sebagai juara II; dan juara III Dr. Drs. Setiyono, MBA, M.Kes, M.Pd. dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta.

Menkes juga memberikan penghargaan kepada Perpustakaan terbaik di sektor Kesehatan. Untuk kategori Perpus RS Vertikal Depkes, Puslitbangkes dan Balai Pelatihan Kesehatan dimenangkan oleh Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sistem Kebijakan Kesehatan, Surabaya sebagai juara I; Perpustakaan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta; dan Perpustakaan Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor sebagai juara III untuk Sedangkan untuk kategori perpustakaan Politeknik Kesehatan peringkat I dimenangkan oleh Politeknik Yogyakarta; peringkat II oleh Politeknik Palangkaraya; dan peringkat III oleh Politeknik Malang. Sumber berita link

Sumber :

  1. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Kamis, 17 September 2009

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriah

Kepala Kantor KKP Kelas I Tanjung Priok beserta Staf mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1Syawal 1430 Hijriah " Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin Semoga Amal Ibadah Kita selama Bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT, amiien

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijriah

Kepala Kantor KKP Kelas I Tanjung Priok beserta Staf mengucapkan "Selamat Hari Raya Idul Fitri 1Syawal 1430 Hijriah " Minal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Bathin Semoga Amal Ibadah Kita selama Bulan Ramadhan ini diterima oleh Allah SWT, amiien

Senin, 06 Juli 2009

Tentang Blog

Situs Webblog Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Dengan menggunakan situs web ini, maka anda telah mengerti dan menyetujui seluruh syarat dan kondisi yang berlaku dalam penggunaan Situs Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, sebagaimana tercantum di bawah ini:
  1. Informasi yang diperoleh atau di-download oleh pengguna akan dipergunakan oleh sang pengguna secara bertanggung-jawab. Pengutipan atas sebagian atau seluruh isi situs web ini diijinkan dengan menyebutkan sumber-sumber secara lengkap.
  2. Situs web ini dimaksudkan semata-mata untuk keperluan komunikasi publik, serta mendukung penyampaian informasi tentang Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok . Tidak ada satu bagian pun dalam situs web ini yang bertujuan promosi atau merekomendasikan suatu kegiatan dari lembaga atau perorangan lain, kecuali jika kegiatan tersebut berhubungan dengan pelaksanaan tugas pokok KKP
  3. Setiap isi situs web ini dikelola dan diperbaharui oleh Admin Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, yang memiliki hak penuh untuk menambah, mengubah dan mengurangi materi web site sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
  4. Pengggunaan link ini disediakan untuk mempermudah pengguna memperoleh tambahan informasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok.
  5. Banyak materi yang disampaikan dalam situs ini ada dalam format .pdf, yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan software Acrobat Reader atau Foxit Reader dengan kata lain dapat dibaca dengan aplikasi reader sejenis.

Jika anda ingin menyampaikan pertanyaan, kritik, saran dan masukan lainnya agar menghubungi:

Redaksi Situs Webblog Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Jl. Raya Pelabuhan No. 17 Tanjung Priok

Tentang Blog

Situs Webblog Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok

Dengan menggunakan situs web ini, maka anda telah mengerti dan menyetujui seluruh syarat dan kondisi yang berlaku dalam penggunaan Situs Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, sebagaimana tercantum di bawah ini:
  1. Informasi yang diperoleh atau di-download oleh pengguna akan dipergunakan oleh sang pengguna secara bertanggung-jawab. Pengutipan atas sebagian atau seluruh isi situs web ini diijinkan dengan menyebutkan sumber-sumber secara lengkap.
  2. Situs web ini dimaksudkan semata-mata untuk keperluan komunikasi publik, serta mendukung penyampaian informasi tentang Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok . Tidak ada satu bagian pun dalam situs web ini yang bertujuan promosi atau merekomendasikan suatu kegiatan dari lembaga atau perorangan lain, kecuali jika kegiatan tersebut berhubungan dengan pelaksanaan tugas pokok KKP
  3. Setiap isi situs web ini dikelola dan diperbaharui oleh Admin Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok, yang memiliki hak penuh untuk menambah, mengubah dan mengurangi materi web site sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
  4. Pengggunaan link ini disediakan untuk mempermudah pengguna memperoleh tambahan informasi dari kegiatan yang dilaksanakan oleh KKP Kelas I Tanjung Priok.
  5. Banyak materi yang disampaikan dalam situs ini ada dalam format .pdf, yang hanya dapat dibaca dengan menggunakan software Acrobat Reader atau Foxit Reader dengan kata lain dapat dibaca dengan aplikasi reader sejenis.

Jika anda ingin menyampaikan pertanyaan, kritik, saran dan masukan lainnya agar menghubungi:

Redaksi Situs Webblog Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Jl. Raya Pelabuhan No. 17 Tanjung Priok

Senin, 29 Juni 2009

LAGU MARS KKP


Cipt : Dra. Sri Hartati Sudiyono
Ritme : Mars

KKP TUGAS KITA
MENJAGA KESEHATAN NEGARA
CEGAH TANGKAL PENYAKIT
VISI TANGGUH DAN PRIMA
KENDALIKAN FAKTOR RISIKO
MUSUH UTAMA KITA

DAN DETEKSI PENYAKIT
DENGAN CEPAT SEKSAMA
KITA PETUGAS BEKERJA
DENGAN SEMANGAT MENYALA
S'BAGAI BAKTI PADA NUSA


Keterangan : download lagu Mars KKP klik disini / judul lagu

Rabu, 24 Juni 2009

PROFIL KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2008

Gambaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Tanjung Priok selama tahun 2008 dengan pencapaian target kegiatan dan promosi apa yang dapat diberikan kepada masyarakat luas. Sehingga "profile atau identitas " suatu instasi dapat memberikan fungsi secara optimal dan dirasakan oleh masyarakat luas. Apa saja yang ada dalam profile ini bisa Anda lihat, biasanya Profile ini berbentuk Buku tapi dengan kemajuan teknogi maka dapat Anda nikmati dalam ebook ini dan bisa didownloads disini

PROFIL KKP Kelas I Tanjung Priok Tahun 2008

Senin, 01 Juni 2009

Departemen Kesehatan Republik Indonesia - Depkes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia - Depkes RI: "Resolusi World Health Assembly Ke-62 Sepakat Lanjutkan Bahas Virus Sharing"

Departemen Kesehatan Republik Indonesia - Depkes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia - Depkes RI: "Resolusi World Health Assembly Ke-62 Sepakat Lanjutkan Bahas Virus Sharing"

WHO | The Weekly Epidemiological Record (WER)

WHO | The Weekly Epidemiological Record (WER)

WHO | The Weekly Epidemiological Record (WER)

WHO | The Weekly Epidemiological Record (WER)

WHO | Influenza A(H1N1) - update 41

WHO | Influenza A(H1N1) - update 41

WHO | Influenza A(H1N1) - update 41

WHO | Influenza A(H1N1) - update 41

Download FastStone Image Viewer

Download FastStone Image Viewer

Download FastStone Capture

Download FastStone Capture

Download FastStone Capture

Download FastStone Capture

Download FastStone Image Viewer

Download FastStone Image Viewer

AVG Free - Download AVG Anti-Virus Free Edition for Windows XP and Vista

AVG Free - Download AVG Anti-Virus Free Edition for Windows XP and Vista

AVG Free - Download AVG Anti-Virus Free Edition for Windows XP and Vista

AVG Free - Download AVG Anti-Virus Free Edition for Windows XP and Vista

Foxit Software - Foxit Reader 3.0 for Windows

Foxit Software - Foxit Reader 3.0 for Windows

Foxit Software - Foxit Reader 3.0 for Windows

Foxit Software - Foxit Reader 3.0 for Windows

Sabtu, 16 Mei 2009

Swine Flu Rporter



Setelah virus H5N1 atau flu burung menyerang Asia beberapa tahun silam, kini giliran benua Amerika diancam oleh subtipe virus H1N1 atau flu babi. Walaupun flu "babi" masih diperdebatkan, epidemi yang menggemparkan Mesiko baru-baru ini ditenggarai merupakan varian baru dari virus flu manusia, flu burung dan dua galur (strain) flu babi.

Melihat masa inkubasi yang singkat, serta dampak fatal yang diakibatkan virus baru ini, wajar bila dunia sekarangn tengah bersiaga menghadapi flu babi. Meski diklaim belum masuk ke Indonesia, tidak ada salahnya kita ikut mempersiapkan diri paling tidak dengan menambah wawasan seputar virus baru ini.

Website selain WHO ada satu website Swine Flu Reporter yanng meng-update informasi-informasi terbaru seputar flu babi bisa dijadikan sebagai salah satu sumber untuk mengnetahui perkembangnan penyakit ini, serta pencegahan dan penanggulangannya (sumber :PC Mild edisi 10/2009)
. Karena website ini menggunakan bahasa Inggris untuk memudahkan pemahaman baiknya menggunakan penterjemah dari google translate. Caranya salin alamat http://swineflureporter.com/ ke kotak penterjemah ( inggris ke indonesia ) klik terjemahkan. Selamat menambah pengetahuan di website di atas, salam

Swine Flu Rporter



Setelah virus H5N1 atau flu burung menyerang Asia beberapa tahun silam, kini giliran benua Amerika diancam oleh subtipe virus H1N1 atau flu babi. Walaupun flu "babi" masih diperdebatkan, epidemi yang menggemparkan Mesiko baru-baru ini ditenggarai merupakan varian baru dari virus flu manusia, flu burung dan dua galur (strain) flu babi.

Melihat masa inkubasi yang singkat, serta dampak fatal yang diakibatkan virus baru ini, wajar bila dunia sekarangn tengah bersiaga menghadapi flu babi. Meski diklaim belum masuk ke Indonesia, tidak ada salahnya kita ikut mempersiapkan diri paling tidak dengan menambah wawasan seputar virus baru ini.

Website selain WHO ada satu website Swine Flu Reporter yanng meng-update informasi-informasi terbaru seputar flu babi bisa dijadikan sebagai salah satu sumber untuk mengnetahui perkembangnan penyakit ini, serta pencegahan dan penanggulangannya (sumber :PC Mild edisi 10/2009)
. Karena website ini menggunakan bahasa Inggris untuk memudahkan pemahaman baiknya menggunakan penterjemah dari google translate. Caranya salin alamat http://swineflureporter.com/ ke kotak penterjemah ( inggris ke indonesia ) klik terjemahkan. Selamat menambah pengetahuan di website di atas, salam

Selasa, 12 Mei 2009

Peta penyebaran Infuenza A (H1N1)



Untuk melihat lebih jelas peta penyebarab Influenza A (H1N1), laboratorium kasus dan kematian pada tanggal 11 Mei 2009 pada waktu 06:00 GMT. Dapat dilihat di sini (klik saja)


Peta penyebaran Infuenza A (H1N1)



Untuk melihat lebih jelas peta penyebarab Influenza A (H1N1), laboratorium kasus dan kematian pada tanggal 11 Mei 2009 pada waktu 06:00 GMT. Dapat dilihat di sini (klik saja)


Info Terbaru dari DitJen PP & PL , Depkes RI

  1. UNDANGAN PERTEMUAN NASIONAL EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM PP & PL TAHUN 2009 DITJEN PP & PL
  2. Enam (6) Strategi Indonesia Dalam Kesiapsiagaan Pandemi Influenza A H1N1
  3. Pengetahuan dan kemampuan untuk masyarakat guna mencegah Swine Flu (Flu Meksiko) di Indonesia
  4. Dukungan dan Kerjasama Pencegahan dan Penanggulangan Swine Flu (Influenza Mexico) di Pelabuhan Udara, Laut dan Pos Lintas Batas Darat

Info Terbaru dari DitJen PP & PL , Depkes RI

  1. UNDANGAN PERTEMUAN NASIONAL EVALUASI DAN PERENCANAAN PROGRAM PP & PL TAHUN 2009 DITJEN PP & PL
  2. Enam (6) Strategi Indonesia Dalam Kesiapsiagaan Pandemi Influenza A H1N1
  3. Pengetahuan dan kemampuan untuk masyarakat guna mencegah Swine Flu (Flu Meksiko) di Indonesia
  4. Dukungan dan Kerjasama Pencegahan dan Penanggulangan Swine Flu (Influenza Mexico) di Pelabuhan Udara, Laut dan Pos Lintas Batas Darat

Indonesia Mengusulkan Agar WHO Merevisi Parameter Status Pandemi

Indonesia mengusulkan agar WHO merevisi parameter dalam menentukan status pandemi karena status pandemi yang ditetapkan dapat membawa konsekuensi yang cukup berat bagi suatu negara (dalam hal ini contohnya Meksiko). Dalam menetapkan status pandemi hendaknya bukan hanya berdasarkan transmissibillity (penularan antar manusia) saja tetapi harus juga memasukkan pertimbangan determinan klinis (morbiditas dan mortalitas) serta determinan virologi/gen sequencing (high atau low pathogenic).

Usul Indonesia itu disepakati sebagai salah satu klausul dalam Joint Ministerial Statement ASEAN +3 Ministers Special Meeting on Influenza A H1N1 di Bangkok Thailan tanggal 7-8 Mei 2009.

Hal itu disampaikan Menkes Dr.dr.Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K ) kepada para wartawan saat Jumpa Pers setibanya di tanah air usai menghadiri pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN +3 (China, Jepang dan Korea) tanggal 9 Mei 2009. Selengkapnya.........

Protap Penanggulangan Flu Baru H1N1

Bulan Mei ini Indonesia menjadi tuan rumah dua pertemuan internasional yaitu ADB Meeting di Bali tanggal 2-5 Mei 2009 dan World Ocean Conference (WOC) di Manado tanggal 11-15 Mei 2009. Dua event tersebut akan dihadiri ribuan peserta yang datang dari berbagai Negara, termasuk Negara yang saat ini terserang wabah Flu Baru H1N1 yang lebih popular disebut flu babi. Untuk mengamankan kedua event tersebut dan mengantisipasi agar flu baru H1N1 tidak menular ke Indonesia, Departemen Kesehatan telah bertindak cepat dan tepat dengan menetapkan langkah-langkah antisipasi dan prosedur tetap (Protap) pengendalian flu baru H1N1. Selengkapnya.....

Protap Penanggulangan Flu Baru H1N1

Bulan Mei ini Indonesia menjadi tuan rumah dua pertemuan internasional yaitu ADB Meeting di Bali tanggal 2-5 Mei 2009 dan World Ocean Conference (WOC) di Manado tanggal 11-15 Mei 2009. Dua event tersebut akan dihadiri ribuan peserta yang datang dari berbagai Negara, termasuk Negara yang saat ini terserang wabah Flu Baru H1N1 yang lebih popular disebut flu babi. Untuk mengamankan kedua event tersebut dan mengantisipasi agar flu baru H1N1 tidak menular ke Indonesia, Departemen Kesehatan telah bertindak cepat dan tepat dengan menetapkan langkah-langkah antisipasi dan prosedur tetap (Protap) pengendalian flu baru H1N1. Selengkapnya.....

Rabu, 29 April 2009

Depkes Siapkan Langkah-langkah Mencegah Flu Babi

Rata Penuh28 Apr 2009

Virus H1N1 penyebab flu babi (swine flu) yang saat ini melanda Mexico dan Amerika Serikat, biasanya hanya hidup di daerah dingin yang memiliki empat musim. Kemungkinan virus H1N1 tidak akan mampu hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Namun demikian, Departemen Kesehatan telah melakukan langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan agar tidak menyebar ke Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) kepada para wartawan dalam Jumpa Pers mengenai Flu Babi, Selasa, 28 April 2009, di Jakarta.

Langkah-langkah yang dilakukan Depkes yaitu telah memasang 10 thermal scanner untuk mendeteksi suhu badan di terminal kedatangan bandara Internasional seluruh Indonesia. Mengaktifkan kembali sekitar 100 sentinel untuk surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan pneumonia baik dalam bentuk klinik maupun virologi. Menyiapkan obat-obatan yang berhubungan dengan penanggulangan flu babi yang pada dasarnya adalah Oseltamivir/Tamiflu yang digunakan untuk penanggulangan flu burung (H5N1). Menyiapkan 100 rumah sakit rujukan flu burung yang sudah ada untuk menangani kasus flu babi. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan H1N1 di berbagai laboratorium flu burung yang sudah ada dan menyebarluaskan informasi ke masyarakat luas dan menyiagakan kesehatan melalui Desa Siaga. Ditambahkan bahwa simulasi penanggulangan pandemi influenza yang sudah dua kali dilakukan, pertama di Jembrana Bali dan Kota Makassar minggu lalu juga merupakan upaya nyata persiapan pemerintah dalam menghadapi berbagai kemungkinan KLB/PHEIC = Public Health Emergency International Concern, jelas Menteri. Menurut Menkes, flu babi memiliki gejala mirip flu biasa yaitu panas, batuk, dan pilek. Terkadang ada gejala mual dan diare, yang membedakan dengan flu burung. Bila gejala ini ditemukan, masyarakat harus segera melapor ke Puskesmas terdekat dan diambil spesimennya untuk diperiksa lebih lanjut. Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai flu babi dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu. Selain itu, gunakanlah masker bagi penderita flu, bukan orang yang sehat menggunakan masker, agar tidak menularkan kepada orang lain. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Depkes Siapkan Langkah-langkah Mencegah Flu Babi

Rata Penuh28 Apr 2009

Virus H1N1 penyebab flu babi (swine flu) yang saat ini melanda Mexico dan Amerika Serikat, biasanya hanya hidup di daerah dingin yang memiliki empat musim. Kemungkinan virus H1N1 tidak akan mampu hidup di daerah tropis seperti Indonesia. Namun demikian, Departemen Kesehatan telah melakukan langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan agar tidak menyebar ke Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K) kepada para wartawan dalam Jumpa Pers mengenai Flu Babi, Selasa, 28 April 2009, di Jakarta.

Langkah-langkah yang dilakukan Depkes yaitu telah memasang 10 thermal scanner untuk mendeteksi suhu badan di terminal kedatangan bandara Internasional seluruh Indonesia. Mengaktifkan kembali sekitar 100 sentinel untuk surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan pneumonia baik dalam bentuk klinik maupun virologi. Menyiapkan obat-obatan yang berhubungan dengan penanggulangan flu babi yang pada dasarnya adalah Oseltamivir/Tamiflu yang digunakan untuk penanggulangan flu burung (H5N1). Menyiapkan 100 rumah sakit rujukan flu burung yang sudah ada untuk menangani kasus flu babi. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan H1N1 di berbagai laboratorium flu burung yang sudah ada dan menyebarluaskan informasi ke masyarakat luas dan menyiagakan kesehatan melalui Desa Siaga. Ditambahkan bahwa simulasi penanggulangan pandemi influenza yang sudah dua kali dilakukan, pertama di Jembrana Bali dan Kota Makassar minggu lalu juga merupakan upaya nyata persiapan pemerintah dalam menghadapi berbagai kemungkinan KLB/PHEIC = Public Health Emergency International Concern, jelas Menteri. Menurut Menkes, flu babi memiliki gejala mirip flu biasa yaitu panas, batuk, dan pilek. Terkadang ada gejala mual dan diare, yang membedakan dengan flu burung. Bila gejala ini ditemukan, masyarakat harus segera melapor ke Puskesmas terdekat dan diambil spesimennya untuk diperiksa lebih lanjut. Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai flu babi dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu. Selain itu, gunakanlah masker bagi penderita flu, bukan orang yang sehat menggunakan masker, agar tidak menularkan kepada orang lain. Bagi masyarakat yang telah melakukan perjalanan ke negara terjangkit flu babi, disarankan memeriksakan kesehatannya ke fasilitas kesehatan terdekat. Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Swine influenza - update 4


28 April 2009--The situation continues to evolve rapidly. As of 19:15 GMT, 28 April 2009, seven countries have officially reported cases of swine influenza A/H1N1 infection. The United States Government has reported 64 laboratory confirmed human cases, with no deaths. Mexico has reported 26 confirmed human cases of infection including seven deaths.

The following countries have reported laboratory confirmed cases with no deaths - Canada (6), New Zealand (3), the United Kingdom (2), Israel (2) and Spain (2).

Further information on the situation will be available on the WHO website on a regular basis.

WHO advises no restriction of regular travel or closure of borders. It is considered prudent for people who are ill to delay international travel and for people developing symptoms following international travel to seek medical attention, in line with guidance from national authorities.

There is also no risk of infection from this virus from consumption of well-cooked pork and pork products. Individuals are advised to wash hands thoroughly with soap and water on a regular basis and should seek medical attention if they develop any symptoms of influenza-like illness.

Swine influenza - update 4


28 April 2009--The situation continues to evolve rapidly. As of 19:15 GMT, 28 April 2009, seven countries have officially reported cases of swine influenza A/H1N1 infection. The United States Government has reported 64 laboratory confirmed human cases, with no deaths. Mexico has reported 26 confirmed human cases of infection including seven deaths.

The following countries have reported laboratory confirmed cases with no deaths - Canada (6), New Zealand (3), the United Kingdom (2), Israel (2) and Spain (2).

Further information on the situation will be available on the WHO website on a regular basis.

WHO advises no restriction of regular travel or closure of borders. It is considered prudent for people who are ill to delay international travel and for people developing symptoms following international travel to seek medical attention, in line with guidance from national authorities.

There is also no risk of infection from this virus from consumption of well-cooked pork and pork products. Individuals are advised to wash hands thoroughly with soap and water on a regular basis and should seek medical attention if they develop any symptoms of influenza-like illness.

Selasa, 03 Maret 2009

Jejaring Kerja dan Kemitraan Pengendalian Vektor di Pelabuhan




Dalam rangka meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor di pelabuhan sesuai dengan IHR 2005 dan Permenkes No. 356. Maka Kantor kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok melakukan kegiatan yang proaktif salah satunya mengadakan jejaring kerja dan kemitraan dalam pengendalian faktor risiko yang diakibatkan oleh vektor di Pelabuhan.

Pelaksanaan dilaksanakan di Hotel Ria Diani Bogor, pada tanggal 16 s.d. 19 Pebruari 2009 dengan peserta adalah Instansi Pemerintah dan perusahaan Swasta di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok. Adapun materi yang diberikan pada adalah :
  1. Tupoksi KKP.
  2. Peran Adpel dalam pengendalian Vektor di wilayah Pelabuhan Tg. Priok.
  3. Penyakit yang ditularkan oleh Vektor
  4. Program Pengendalian Vektor di Wilayah Pelabuhan.
  5. Peran IPHAMI dalam pengendalian Vektor.
  6. Kesepakatan bersama / Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pertemuan Jejaring dan Kemitraan ini di dukung oleh nara sumber yaitu :
  1. Ka. KKP Kelas I Tanjung Priok
  2. Adpel Utama Tanjung Priok
  3. Ka. Bid. Upaya Kesehatan & Lintas Wilayah
  4. Ka. Bid Pengendalian Risiko Lingkungan
  5. Ka. Bid. Pengendalian Karantina & SE
  6. IPHAMI DKI Jakarta
Metode penyelenggaraan menggunakan metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Rountable discusion. Materi dan Kesepakatan bisa di lihat di blog : http://uyutjangkung21.wordpress.com

Jejaring Kerja dan Kemitraan Pengendalian Vektor di Pelabuhan




Dalam rangka meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor di pelabuhan sesuai dengan IHR 2005 dan Permenkes No. 356. Maka Kantor kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok melakukan kegiatan yang proaktif salah satunya mengadakan jejaring kerja dan kemitraan dalam pengendalian faktor risiko yang diakibatkan oleh vektor di Pelabuhan.

Pelaksanaan dilaksanakan di Hotel Ria Diani Bogor, pada tanggal 16 s.d. 19 Pebruari 2009 dengan peserta adalah Instansi Pemerintah dan perusahaan Swasta di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok. Adapun materi yang diberikan pada adalah :
  1. Tupoksi KKP.
  2. Peran Adpel dalam pengendalian Vektor di wilayah Pelabuhan Tg. Priok.
  3. Penyakit yang ditularkan oleh Vektor
  4. Program Pengendalian Vektor di Wilayah Pelabuhan.
  5. Peran IPHAMI dalam pengendalian Vektor.
  6. Kesepakatan bersama / Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Pertemuan Jejaring dan Kemitraan ini di dukung oleh nara sumber yaitu :
  1. Ka. KKP Kelas I Tanjung Priok
  2. Adpel Utama Tanjung Priok
  3. Ka. Bid. Upaya Kesehatan & Lintas Wilayah
  4. Ka. Bid Pengendalian Risiko Lingkungan
  5. Ka. Bid. Pengendalian Karantina & SE
  6. IPHAMI DKI Jakarta
Metode penyelenggaraan menggunakan metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Rountable discusion. Materi dan Kesepakatan bisa di lihat di blog : http://uyutjangkung21.wordpress.com

Kamis, 08 Januari 2009

Mendengar Radio di Blog

Berkunjung ke blog atau situs baik situs dengan domain gratis atau bayar tetap saja kadang menjemukan, bagaimana jika dalam blog tersebut telah disediakan layanan semua kebutuhan yang akan kita cari dan kebetulan di http://www.blogger.com semua telah disediakan. Bersifat Gratis hanya kemauan pengelola blog utuk mensetingnya, contohnya di blog kami telah disediakan radio digital dalam format flash. Yang menjadi pertanyaan adalah cukupkah kecepatan bandwith internet Anda, patut dicoba yah. Selamat mencari informasi dengan iringan musik, selamat menikmati.

Mendengar Radio di Blog

Berkunjung ke blog atau situs baik situs dengan domain gratis atau bayar tetap saja kadang menjemukan, bagaimana jika dalam blog tersebut telah disediakan layanan semua kebutuhan yang akan kita cari dan kebetulan di http://www.blogger.com semua telah disediakan. Bersifat Gratis hanya kemauan pengelola blog utuk mensetingnya.

Dilain waktu saatnya membuat radio streaming yang menginformasikan yang baru kepada publik dengan menggunakan aplikasi open sorce saja dulu itu lebih baik dari pada ngomong gede buktinya ngak ada. Untuk menghibur diri sebelum membuat rdio streaming dengerin saja dulu radio streaming online indonesia dan radio international online, disini :
  1. http://www.radioonline.co.id/ radionya orang Indonesia
  2. http://radio.garden/live/ radio seluruh  dunia
Semoga bermanfaat ....

Link Tulisan terkait :
https://jabrig21.blogspot.com/2017/07/sesuatu-itu-ada-ide-berbeda.html

Menggunakan Google Translate

Mencoba aplikasi yang disediakan oleh Google Translate, walau terkadang bahasanya tidak pas tapi cukuplah untuk ditebak kemana bahasa itu mengarah. Jangan coba - coba menterjemahkan bahsa Indonesia ke bahasa lain dengan menggunakan ejaan yang salah atau bahasa gaul, dijamin terjemahannya akan "ngawur". Kalau blog kkptanjungpriok di rubah dengan bahsa inggris bagaimana, saya coba seperti URL berikut ( http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&u=http%3A%2F%2Fkkptanjungpriok.blogspot.com%2F&sl=id&tl=en&history_state0= ) lumayan bergaya sedikit tak apalah. Anda tertarik kami sediakan penterjemah langsung tanpa membuka http://translate.google.com. Selamat Mencoba !!!

Menggunakan Google Translate

Mencoba aplikasi yang disediakan oleh Google Translate, walau terkadang bahasanya tidak pas tapi cukuplah untuk ditebak kemana bahasa itu mengarah. Jangan coba - coba menterjemahkan bahsa Indonesia ke bahasa lain dengan menggunakan ejaan yang salah atau bahasa gaul, dijamin terjemahannya akan "ngawur". Kalau blog kkptanjungpriok di rubah dengan bahsa inggris bagaimana, saya coba seperti URL berikut ( http://translate.google.com/translate?hl=en&ie=UTF-8&u=http%3A%2F%2Fkkptanjungpriok.blogspot.com%2F&sl=id&tl=en&history_state0= ) lumayan bergaya sedikit tak apalah. Anda tertarik kami sediakan penterjemah langsung tanpa membuka http://translate.google.com. Selamat Mencoba !!!